Kebakaran Mulai Landa Lahan Kosong di Batibati, BPBD Tala Tingkatkan Kesiagaan Hadapi Ancaman Karhutla
Inews Pelaihari- Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menghantui wilayah Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan. Cuaca yang semakin panas dalam sepekan terakhir mulai memicu kemunculan titik-titik api, salah satunya terjadi di lahan kosong yang luas di Kecamatan Batibati dan Tambangulang.
Pada Kamis (31/7/2025), warga melaporkan adanya kobaran api di area lahan bondong—sebutan lokal untuk lahan kosong gambut—di sisi kanan Jalan A Yani arah Pelaihari menuju Banjarmasin. Api muncul di sekitar Desa Batibati dan merembet ke wilayah Desa Gunungraja, Kecamatan Tambangulang. Kawasan ini dikenal rawan terbakar setiap kali musim kemarau tiba.
Menanggapi laporan tersebut, Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut langsung bergerak cepat. Kepala Pelaksana BPBD Tala, Aspi Setia Rahman, mengonfirmasi bahwa satu regu TRC telah diterjunkan ke lokasi kejadian di kawasan Teluk Paku, Kecamatan Batibati.
Baca Juga : Harga CPO Melonjak! Belawan Tembus Rp14.575/kg, Sinyal Positif untuk Industri Sawit
“Benar, anggota kami sudah melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Area yang terbakar cukup luas, namun untungnya bagian bawah lahan masih lembab sehingga api tidak menyebar terlalu cepat,” ungkap Aspi.
Meski demikian, tantangan besar dihadapi para petugas di lapangan. Lokasi kebakaran sulit dijangkau karena tidak tersedia akses jalan. Petugas harus berjalan kaki menembus semak dan vegetasi gambut sejauh lebih dari satu kilometer dari jalan raya.
BPBD Tala saat ini tengah meningkatkan frekuensi patroli dan pemantauan lapangan. Dengan mengerahkan tiga regu TRC secara bergantian setiap pekan—dua kali turun ke lapangan, satu kali dengan kendaraan roda empat dan satu kali dengan sepeda motor—pihaknya berharap dapat mempercepat respon terhadap setiap potensi kebakaran.
“Kami juga melakukan pemetaan terhadap wilayah bondong yang dekat dengan permukiman warga. Ini penting agar jika api muncul, kami sudah tahu jalur evakuasi dan penanganannya,” tambah Aspi.
Selain mengandalkan laporan warga, BPBD juga mengaktifkan sistem pelaporan internal berbasis koordinasi.
Jika TRC menemukan titik api saat patroli, informasi langsung dikirim ke pusat komando BPBD untuk segera ditindaklanjuti dengan penyebaran alat dan personel tambahan.
Kawasan lahan bondong di Batibati memang dikenal sebagai “langganan” karhutla setiap musim kemarau. Pada kemarau panjang di tahun-tahun sebelumnya, kebakaran di kawasan ini sering kali memicu kabut asap tebal yang mengganggu aktivitas warga, mengurangi jarak pandang di jalan raya, bahkan menyebabkan lonjakan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Menyikapi kondisi ini, masyarakat pun diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pembakaran di lahan terbuka, baik untuk berkebun maupun membersihkan lahan. Pemerintah daerah berjanji akan terus melakukan upaya pencegahan secara maksimal demi melindungi kesehatan warga dan menjaga kelestarian lingkungan.
