
Donald Trump kembali mengungkapkan kekecewaannya terkait kontribusi yang diberikan Korea Selatan untuk biaya penempatan pasukan militer AS di wilayahnya. Dalam rapat kabinet yang digelar di Gedung Putih, Trump dengan tegas menyatakan bahwa sudah saatnya Korea Selatan membayar lebih banyak untuk keberadaan pasukan AS yang berada di negara tersebut.
Donald Trump Kami memasok militer ke banyak negara yang sangat sukses. Tapi ini sangat tidak adil. Korea Selatan menghasilkan banyak uang, mereka hebat, benar-benar hebat, tapi mereka seharusnya membayar untuk militernya sendiri,” kata Trump kepada wartawan. Pernyataan ini kembali mencuatkan ketegangan yang sudah lama ada mengenai pembagian biaya untuk pasukan AS yang ditempatkan di Korea Selatan, yang telah menjadi isu sensitif dalam hubungan kedua negara.

Baca Juga : FlyJaya Luncurkan Promo “Fly5 Get1”, Beli 5 Tiket, Dapat 1 Gratis
Desakan Trump untuk meningkatkan kontribusi Korea Selatan bukan tanpa alasan. Ia juga menyebutkan bahwa selama masa jabatannya yang pertama, ia berhasil menekan Korea Selatan untuk meningkatkan kontribusi biaya penempatan pasukan AS. “Saya minta 10 miliar dollar AS (sekitar Rp 162 triliun) per tahun. Lewat satu panggilan telepon, saya dapat 3 miliar dollar (sekitar Rp 48 triliun), tapi saya bilang tahun depan kita harus bicara lagi,” tambahnya.
Menurut Trump, keberadaan pasukan AS di negara-negara mitra seperti Korea Selatan bukan hanya kerugian bagi Amerika, tetapi juga menjadi “keuntungan ekonomi besar” bagi negara tuan rumah. “Itu seperti membangun sebuah kota. Keuntungannya luar biasa bagi mereka, tapi kerugiannya besar untuk kita,” tegas Trump, mengungkapkan pandangannya tentang bagaimana kehadiran pasukan AS di luar negeri seharusnya dilihat sebagai keuntungan yang lebih besar bagi negara-negara yang menerima bantuan militer.
Perselisihan Lama yang Terus Bergulir
Isu pembagian biaya penempatan 28.500 tentara AS di Korea Selatan sebenarnya bukan hal baru. Konflik ini sudah lama menjadi topik perdebatan antara kedua negara, terutama selama masa jabatan Presiden Trump antara 2017 hingga 2021. Pada waktu itu, Trump sempat menekan Korea Selatan untuk membayar miliaran dolar per tahun demi mendukung kehadiran pasukan AS.
Pada tahun pertama kesepakatan baru ini, Korea Selatan setuju untuk membayar 1,47 miliar dollar AS (sekitar Rp 23 triliun). Angka tersebut akan terus meningkat sesuai dengan indeks harga konsumen dalam lima tahun ke depan.
Tanggapan Korea Selatan
Menyikapi desakan terbaru dari Trump, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menanggapi dengan hati-hati. Mereka menekankan bahwa penting bagi kedua negara untuk menjaga stabilitas kesepakatan yang sudah ada demi kepentingan bersama.
Keamanan Regional dan Aliansi Strategis
Desakan Trump ini juga datang di tengah kekhawatiran yang semakin besar terkait hubungan militer antara Korea Utara dan Rusia. Sebagian pengamat memandang kolaborasi antara kedua negara ini berpotensi memperkuat program senjata nuklir dan rudal yang dimiliki oleh Pyongyang, yang pada gilirannya dapat menambah ketegangan di kawasan Asia Timur. Oleh karena itu, aliansi pertahanan antara AS dan Korea Selatan menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan regional.
Kedepannya, ketegangan mengenai biaya kontribusi ini masih berpotensi menjadi topik hangat dalam hubungan AS dan Korea Selatan. Namun, yang pasti, perselisihan ini menunjukkan betapa pentingnya peran ekonomi dan pertahanan dalam menentukan arah hubungan internasional kedua negara.
