Harga CPO Naik Jadi Rp14.575/kg, Bursa Malaysia Juga Menguat: Sinyal Positif untuk Industri Sawit
Inews Pelaihari- Pasar minyak sawit kembali menunjukkan geliat positif pada Selasa, 29 Juli 2025. Harga CPO lelang minyak sawit mentah di Indonesia Commodity Market atau KPBN/INACOM mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan ini menandakan optimisme baru di tengah volatilitas harga komoditas global yang kerap menghantui pelaku usaha.
Baca Juga : RSUD Hadji Boejasin Perlu Tambahan Nakes dan Spesialis, Manajemen Siap Tindaklanjuti
Kenaikan Harga CPO di Belawan dan Wilayah Lain
Harga CPO di lokasi utama Belawan tercatat naik menjadi Rp14.575/kg, atau mengalami kenaikan Rp81/kg (sekitar 0,56%) dibandingkan harga sehari sebelumnya, Senin (28/7), yang berada di level Rp14.494/kg.
Sementara itu, beberapa wilayah lain menunjukkan dinamika yang bervariasi:
-
Dumai: Dibuka di angka Rp14.575/kg namun mengalami withdraw (WD), dengan penawaran tertinggi menyentuh Rp14.550/kg.
-
Kembayan: Harga ditutup di level Rp14.125/kg.
-
Pelaihari: Dibuka di Rp14.021/kg, tetapi penawaran tertinggi hanya mencapai Rp13.355/kg dan berakhir tanpa kesepakatan (WD).
Harga yang fluktuatif ini mencerminkan situasi pasar regional yang masih sangat dinamis, bergantung pada faktor pasokan dan permintaan di dalam negeri maupun global.
Bursa Malaysia Ikut Menguat, Investor Lakukan Bargain Hunting
Tak hanya pasar domestik, Bursa Malaysia Derivatives Exchange juga mencatatkan penguatan harga CPO, menghentikan tren penurunan yang terjadi dalam dua hari sebelumnya. Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Oktober ditutup naik 20 ringgit atau sekitar 0,47%, menjadi 4.262 ringgit per metrik ton (setara dengan US$1.005,90) pada sesi penutupan tengah hari.
Seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur menyebutkan bahwa penguatan ini disebabkan oleh aktivitas bargain hunting dan aksi short covering dari para pelaku pasar yang melihat potensi rebound harga. “Ada peluang teknikal yang dimanfaatkan oleh investor untuk masuk kembali ke pasar,” katanya.
Tren Global Minyak Nabati Campur Aduk
Pergerakan harga minyak nabati lainnya di bursa dunia juga menunjukkan hasil yang beragam:
-
Kontrak minyak kedelai (soyoil) di Bursa Dalian naik 1,4%.
-
Kontrak minyak sawit di bursa yang sama menguat 0,76%.
-
Sebaliknya, kontrak minyak kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) justru mengalami penurunan tipis sebesar 0,18%.
Ketidakpastian cuaca di negara-negara produsen, kondisi geopolitik, hingga tren konsumsi minyak nabati di sektor energi terbarukan masih menjadi faktor utama yang membentuk harga.
Rincian Tender CPO KPBN Selasa (29 Juli 2025)
Berikut ini hasil tender lelang CPO dan produk turunannya yang dirilis oleh KPBN:
Minyak Sawit Mentah (CPO)
-
Franco Belawan: Rp14.575 – EOP
-
Franco Dumai: Rp14.575 (WD); penawaran tertinggi: Rp14.550 – EUP
-
Loco Kembayan: Rp14.125 – EUP
-
Loco Pelaihari: Rp14.021 (WD); penawaran tertinggi: Rp13.355 – WNI
Crude Palm Kernel Oil (CPKO)
-
Franco Dumai: Rp28.060 (WD); penawaran tertinggi: Rp27.385 – IBP
Palm Kernel (PK)
-
Franco Belawan: Rp12.653 – MM (A3)
Harapan Positif untuk Pelaku Industri Sawit
Dengan tren penguatan ini, para pelaku industri minyak sawit berharap harga bisa bertahan atau bahkan terus naik dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini penting untuk menjaga keberlanjutan sektor sawit sebagai salah satu tulang punggung ekspor Indonesia.
Selain itu, kenaikan harga juga memberikan harapan bagi petani sawit skala kecil yang selama ini bergantung pada harga jual tandan buah segar (TBS) yang sensitif terhadap fluktuasi harga CPO global.
